KEPUTUSAN
PEMBELIAN
1.
Pengertian
Keputusan Pembelian
Keputusan dalam
arti yang umum adalah "a decision
is the selection of an option from two or more alternative choices"
yaitu suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa
alternatif pilihan yang ada.
Pengertian
keputusan membeli menurut para ahli:
- Menurut Kotler (2009) keputusan membeli yaitu: “beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk”.
- Menurut Setiadi (2010) perilaku membeli mengandung makna yakni kegiatan-kegiatan individu secara langsung terlibat dalam pertukaran uang dengan barang dan jasa serta dalam proses pengambilan keputusan yang menentukan kegiatan tersebut
- Menurut Nugroho (2003) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Keputusan dalam arti yang umum adalah "a decision is the selection of an option from two or more alternative choices" yaitu suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan kegiatan
pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam pemilihan alternatif perilaku
yang sesuai dari dua alternatif perilaku atau lebih dan dianggap sebagai
tindakan yang paling tepat dalam membeli dengan terlebih dahulu melalui tahapan
proses pengambilan keputusan.
2.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Membeli
Menurut phillip Kotler (2003:202) perilaku pembelian
konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut:
1)
Faktor budaya
Budaya,
sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku
paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai,
persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting
lainnya. Contonhya pada anak-anak yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat
terpengaruh dengan nilai-nilai sebagai berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi,
kemajuan, kenikmatan materi, individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa
muda.
Masing-masing
subbudaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi
dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama,
kelompok, ras, dan wilayah geografis. Pada dasaranya dalam sebuah tatanan
kehidupan dalam bermasyarakat terdapat sebuah tingkatan (strata) sosial. Kelas
sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti
pekerjaan, pendidikan, perilaku dalam berbusana, cara bicara, rekreasi dan
lain-lainya.
2)
Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga
dipengaruhi oleh faktor sosial diantarannya sebagai berikut:
a. Kelompok acuan
Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat
diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung
atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok
ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang
dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota
kelompok ini biasanya merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga,
teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan
terus menerus dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer,
kelompok sekunder yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan
asosiasi perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.
b. Keluarga
Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga
dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah
keluarg orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung
seseorang yang dapat memberikan orientasi agam, politik dan ekonomi serta
ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari
pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa
dikenal dengan keluarga prokreasi.
c. Peran dan status
Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat
mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di
dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka
akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara
langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh seorang direktur di
sebuah perusahaan tentunya memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan
dengan seorang supervisor, begitu pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya,
seorang direktur perusahaan akan melakukan pembelian terhadap merek-merek yang
berharga lebih mahal dibandingkan dengan merek lainnya.
3)
Pribadi
Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh
karakterisitik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli, terdiri
dari:
a.
Usia dan siklus hidup keluarga
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang
hidupnya yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup
keluarga
b.
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat
mempengaruhi pola konsumsinya. Cotohnya, direktur perusahaan akan membeli
pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan di klub
khusus, dan membeli mobil mewah. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga
dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi seseorang seperti besaran
penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja
atau menabung.
c.
Gaya hidup
Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup
seseorang yang terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk
melalui sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan
yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini
sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang
mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang. Contohnya, perusahaan
telepon seluler berbagai merek berlomba-lomba menjadikan produknya sesuai
dengan berbagai gaya hidup remaja yang modern dan dinamis seperti munculnya
telepon selular dengan fitur multimedia yang ditujukan untuk kalangan muda yang
kegiatan tidak dapat lepas dari berbagai hal multimedia seperti aplikasi
pemutar suara, video, kamera dan sebagainya. Atau kalangan bisnis yang
menginginkan telepon selular yang dapat menujang berbagai kegiatan bisnis
mereka.
d.
Kepribadian
Setiap orang memiliki berbagai macam karateristik
kepribadian yang bebeda-beda yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan
pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda
yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsiten dan bertahan lama terhadap
rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan
ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi,
pertahanan diri dan kemapuan beradaptsi (Harold H kasarjian 1981:160).
Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis
pilihan merek konsumen. Hal ini disebakan karena beberapa kalangan konsumen
akan memilih merek yang cocok dengan kepribadiannya.
4)
Psikologis
Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor
utama diantaranya sebagai berikut:
- Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu
tertentu. Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan
biologis seperti lapar, haus, dan rasa ketidaknyamanan. Sedangkan beberapa
kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis; yaitu kebutuhan yang
berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan
atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika seseorang mengamati sebuah merek, ia
akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan nyata yang terlihat pada merek
tersebut, melainkan juga melihat petunjuk lain yang samar seperti wujud,
ukuran, berat, bahan, warna dan nama merek tersebut yang memacu arah pemikiran
dan emosi tertentu.
- Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk segera melakukan
tindakan. Bagaimana tindakan seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh
persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah
proses yang digunkan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan
menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan sebuah gambaran (Bernard
Barelson, dalam Kotler 2003:217). Persepsi tidak hanya bergantung pada
rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan
sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.
- Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
- Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
Model dasar dari
proses keputusan konsumen diperluas untuk
mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi dan
membentuk perilaku proses keputusan yang digambarkan oleh gambar 1.
1.
Peran Pembelian
Keputusan
pembelian konsumen dipengaruhi oleh sejumlah orang memiliki keterlibatan dalam
keputusan pembelian. Dan orang yang memiliki keterlibatan dalam keputusan
pembelian adalah sebagai berikut :
1)
Intitator
adalah orang yang menyadari pertama kali adanya kebutuhan yang belum terpenuhi
dan berinisiatif mengususlkan untuk membeli produk tertentu.
2)
Influencer
adalah orang yang sering berperan sebagai pemberi pengaruh yang karena
pandangan nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pemeblian.
3)
Decider
adalah orang berperan sebagai pengambil keputusan dalam menentukan apakah
produk jadi dibeli, produk apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, dan dimana
produk itu dibeli.
4)
Buyer
adalah orang yang melakukan pembelian aktual.
5)
User
adalah orang yang mengonsumsi atau menggunakan produk yang dibeli.
2.
Tahap Tahap Proses Pembelian
Menurut Engel et al. (1994:31-32) dan Lamb et al. (2001:188), ada
lima tahapan yaitu :
1) Pengenalan kebutuhan,
2) Pencarian informasi,
3) Evaluasi alternatif,
4) Keputusan pembelian,
5)
Perilaku pascapembelian.
Gambar dari proses
keputusan pembelian
·
Pengenalan
masalah
Proses pembelian dimulai ketika
pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan
internal dan eksternal. Proses pembelian oleh konsumen
diawali sejak pembeli mengenali kebutuhan atau masalah. Kebutuhan tersebut
dapat ditimbulkan oleh rangsangan internal atau eksternal.
·
Pencarian informasi
Konsumen
secara disadari atau tidak, akan mencari informasi. Jika motivasinya kuat dan
produk yang sesuai dengan kebutuhan dan harganya yang terjangkau, mungkin ia
akan membelinya. Jika tidak barangkali konsumen hanya dapat mengingat kebutuhan
tersebut atau mencari informasi sebatas yang berkaitan dengan kebutuhannya.
Jumlah pencarian yang dilakukan akan sangat ditentukan oleh
kuatnya dorongan motivasi, jumlah informasi awal yang didapat, dan kemudahan
dalam memperoleh lebih banyak informasi dan kepuasan yang didapat dari
pencarian. Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber yang meliputi:
- Individu: keluarga, kawan, tetangga, kerabat.
- Komersial : iklan, wiraniaga,penyalur, kemasan, pameran
- Umum: media massa, lembaga konsumen
- Pengalaman: penggunaan produk,pemilikan produk, pengujian produk.
- Evaluasi Alternatif
Cara konsumen memproses informasi untuk sapmpai pada
pemilihan merk disebut evaluasi alternative. Evaluasi
umunya mencerminkan keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perilaku pembelian
mereka. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang
tentang gambaran sesuatu. Keyakinan seseorang tentang produk atau merek
mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang tak kalah pentingnya dengan
keyakinan adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi, dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan
lama pada sesorang pada objek atau gagasan tertentu (Spector, 2000 dalam Kotler
dan Keller, 2007).
Ada
beberapa konsep dasar proses evaluasi konsumen:
- Setiap konsumen berusaha untuk memenuhi beberapa kebutuhan dan mencari manfaat tertentu yang dapat diperolehdengan membeli produk atau jasa.
- Konsumen akan memperhatikan tingkat perbedaan pada setiap keunggulan sifat produk.
- Konsumen berkemungkinan untuk mengembangkan ketetapan rasa percaya pada suatu merk dengan merinci setiap keunggulannya. Pengembangan kepercayaan pada merk tertentu ini kemudian dikenal dengan citra merk.
Para konsumen
memilik sikap yang berbeda beda dalam memandang atribut yang dianggap relevan dan penting
.Mereka akan memebrikan perhatian yang besar
pada atribut yang memberikan manfaat
yang di carinya. Konsumen mengembangkan sekumpulan keyakinan merek tentang
dimana posisi setiap merek dalam masing masing produk. Kumpulan keyakinan atasa
suatu merek membentuk citra merek . cita merek konsumen akan berbeda beda
karena perdedaan pengalaman mereka yang
disaring oleh dampak persepsi selektif
distorsi selektif dan ingatan selektif.
Gambar di bawah
ini akan mencerminkan evaluasi alternatif: Misalnya Linda ingin menebeli
komuter dan ia mempunyai banyak pilihan namun ia menginginkan atribut
seperti kapasitas memori, kemampuan grafis ukuran dan berat serta harga.
- · Keputusan untuk Membeli
Pada tahap evaluasi konsumen menyusun peringkat merk dan
membentuk tujuan pembelian. Biasanya keputusan pembelian konsumen akan
menetapkan untuk membeli merk yang paling diminati. Ada dua factor yang dapat
muncul diantara tujuan pembelian dan keputusan untuk membeli.
Yang pertama adalah pengaruh atau sikap pihak lain terhadap
pilihan konsumen. Sejauh mana sikap
orang lain mengurangi alternatif yang di sukai seseorang akan bergantung pada
dua hal 1). Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternative yang di
sukai konsumen dan 2) motivasi konsumen untuk menuruti keingina orang lain.
Yang kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi
yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian . Konsumen menetapkan tujuan
pembelian berdasarkan bebebrapa factor seperti pendapatan keluarga, harga yang
terjangkau dan manfaat yang akan diperoleh. Jika ada situasi yang tidak terduga
seperti pemutusan hubungan kerja, akan dapat mengubah bahkan membatalkan
keputusan pembelian.
Dalam
melaksanakan niat pembelian konsumen
dapat membuat lima sub keputusan
pembelian : keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan
waktu , dan keputusan metode pembayaran misalnya pembekian barang hari hari
misalnya gula yang tidak membutuhkan banyak pertimbangan .
·
Prilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan pembelian suatu produk, konsumen dapat
memperoleh kepuasan atau sebaliknya merasa kecewa dengan produk yang dibeli.
Kondisi ini akan berpotensi membentuk perilaku pembelian pada minat konsumen
terhadap produsen atau penjual. Factor penyebab kepuasan atau kekecewaan di
pihak konsumen terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan citra produk
yang didapatkannya.
1.
Proses Keputusan Pembeli untuk
Produk Baru
Pihak produsen umumnya lebih menyukai untuk mempertahankan
produk yang sudah ada dibandingkan dengan melepas produk yang baru. Hal ini
disebabkan karena dalam persaingan yang sudah sangat ketat, perusahaan harus
dapat menyakinkan konsumennya bahwa produk, jasa atau ide yang diterima oleh
konsumen benar-benar baru dan ini biasanya membutuhkan biaya yang sangat besar.
Ada beberapa tahapan dalam adaptasi produk baru kepada
pembeli seperti :
1) Awareness ( kesadaran)
Pada saat
produsen atau pemasar memasarkan produk baru, konsumen harus dibangkitkan
kesadarannya bahwa telah ada produk baru di pasaran. Cara yang ditempuh
biasanya melalui iklan di media massa dengan gencar. Adakalanya cara yang ditempuh
adalah dengan mengumumkan dalam situs-situs resmi perusahaan tentang
produk-produk yang akan dipasarkan atau melalui pameran-pameran. Cara yang
terakhir ini kebanyakan ditempuh oleh produsen mobil.
2) Interest (Ketertarikan)
Setelah
adanya kesadaran dari konsumen, mereka tentunya akan tertarik untuk mengetahui
lebih lanjut dan berusaha untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang
produk tersebutk.
3) Evaluation (evaluasi)
Setelah
mendapatkan informasi yang dirasakan cukup, pihak konsumen akan melakukan
evaluasi. Evaluasi yang dilakukan meliputi kebutuhan yang diperlukan,
keunggulan atau kelebihan yang ditawarkan oleh produk baru tersebut
dibandingkan produk yang lama, harga yang ditawarkan dan lain sebagainya.
4) Trial (percobaan)
Jika
berdasarkan hasil evaluasi terhadap produk yang baru dirasakan dapat memenuhi
kebutuhannya, konsumen akan membeli produk tersebut untuk mencoba apakah ada
kesesuaian antara kebutuhan yang diinginkan dengan hasil yang didapatkannya.
Masa ini biasanya masa yang kritis bagi suatu produk, jasa atau ide yang baru,
jika berhasil memuaskan konsumen maka produk tersebut akan dapat diterima oleh
pasar.
5) Adoption ( Adopsi)
Jika
produk baru tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, maka
konsumen akan memilih produk tersebut dibandingkan produk yang terdahulu atau
produk pesaing jika ada.
KESIMPULAN
Pada kenyataannya proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh konsumen tidak selamanya merupakan proses yang rasional. Hal ini
seringkali disebabkan oleh perilaku konsumen seperti
yang telah
dibahas sebelumnya. Pemecahan
masalah konsumen tidak selamanya berakhir dengan sebuah pembelian. Seorang
konsumen dapat menundanya atau bahkan tidak melakukan pembelian sama sekali.
Konsumen menunda pilihan mereka ketika pilihan yang tersedia tidak memuaskan. Setelah melakukan pembelian, konsumen
sering berfikir dua kali dan membayangkan bahwa mereka telah melakukan pilihan
yang tidak tepat. Hasil dari ketegangan ini
disebut kejanggalan perasaan ketidak
pastian tentang betul tidaknya keputusan yang telah dibuat. Hal ini dapat
membuat konsumen mencari informasi tambahan untuk memberikan keyakinan pada
mereka bahwa produk yang mereka beli tersebut telah benar dan mengurangi
ketegangan yang ada.
Bisa minta daftar pustaka kotler yg tahun 2003?
BalasHapusCantumkan referensi nya basu swasta 2009
BalasHapusCantumkan sumber Referensi nya please.. Thanks
BalasHapuscantumkan referensi ya
BalasHapus