Sabtu, 14 November 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dunia internasional kini sedang menghadapi perubahan dahsyat, menghadapi linkungan yang keras, organisasi sekarang lebih peduli kepada kualitas pemimpinnya, ada kepedulian besar akan adanya krisis kepemimpinan di dunia. Perubahan mengakibatkan kekacauan, tapi organisasi harus menghadapi perubahan. Banyak organisasi melakukan restrukturisasi, reformasi, revitalisasi, reinventing kegiatan, namun mereka ingin menghadapu perubahan itu dengan sukses. Kunci sukses adalah pada manusianya, boleh saja metode berubah, teknologi mutakhir, konsultan kelas dunia, biaya perubahan tak terbatas, namun yang mampu mengubah segala sesuatu hanya pemimpin dan anggota organisasi. Dibutuhkan pemimpin yang mampu memimpin perubahan. Menurut Burns (1978), pakar kepemimpinan kelas dunia, pemimpin transformasional yang mampu dan sukses melakukan perubahan, karena pemimpin transformasional menyediakan visi jelas bagi perubahan. Pemimpin memiliki tujuan jelas yang bisa membimbing organisasi menuju arah baru. Pemimpin menekankan pentingnya melihat kemungkinan baru, dan mempromosikan visi masa datang yang menggairahkan.
Dengan adanya pemimpin akan dapat menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.  
Namun bagaimana sebenarnya sosok pemimpin yang baik dan bertanggungjawab serta apa hubungannya pemimpin dengan kepemimpinan serta kekuasaan Untuk mewujudkan kinerja organisasi yang tepat dan bermutu maka diperlukan adanya kepemimpinan yang memadai. Kepemimpinan tersebut harus mampu memotivasi atau memberi semangat kepada para stafnya dengan jalan memberikan inspirasi atau mengilhami kreativitas mereka dalam bekerja. Tantangan yang dihadapi pimpinan dalam menghadapi reformasi birokrasi akan mudah dihadapi jika pemimpin mempraktekkan tipe kepemimpinan tepat. Oleh karena itu di dalam makalah ini ,akan menjelaskan beberapa gaya-gaya kepemimpinan sebagai pedoman untuk di jadikan acuan menjadi seorang pemimpin yang membawa perubahan yang positif di masa yang akan datang dalam  suatu organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah  ini adalah sebagai berikut:
  1.    Apa yang di maksud dengan kepemimpinan ? 
  2.    Apa yang di maksud dengan gaya kepemimpinan ? 
  3.   Apa saja macam macam gaya kepemimpinan ?
1.3 Tujuan
            Dengan penyulisan makalah ini di harapkan :
  1. Dapat mengetahui apa yang di maksud dengan kepimimpinan.
  2. Dapat mengetahui apa yang di maksud dengan gaya kepemimpinan.
  3. Dengan melakukan tugas ini penulis dapat mengetahui macam macam dari gaya kepemimpinan.
1.4  Manfaat
Di harapkan melalui tulisan ini dapat bermanfaat :
  1. Bagi Penulis
·      Menambah wawasan tentang gaya-gaya kepemimpinan yang ada.
·      Mampu merealisasikannya teori yang di dapatkan di bangku kuliah dengan kehidupan di dunia nyata pada masa yang akan datang.
  1. Bagi Pihak lain
·      Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi pihak pihak yang tertarik pada bidang ini.
·      Dapat menjadi refrensi bagi para pihak pihak yang memebutuhkan materi dalam bidang ini.

 

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepemimpinan
Pengertian Kepemimpinan menurut beberapa ahli :
  •  Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut. Namun demikian, semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsur yang sama.
  • Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good". Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan menurut Anderson (1988), "leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance".
  • Harold S. Geneen dalam Pella dan Inayati (2011) menyebutkan bahwa esensi kepemimpinan adalah kemampuan menginspirasikan orang lain untuk bekerjasama sebagai sebuah tim, termasuk di dalamnya kemampuan untuk merentang penggunaan dan aplikasi potensi-potensi yang dimiliki individu dalam tim untuk mencapai tujuan bersama.
  •  Menurut Kyle (2004), salah satu “kebenaran” emosional dasar mengenai kepemimpinan adalah bahwa “kita ingin pemimpin yang menemukan atau menciptakan dalam mereka sendiri dan kemudian dapat menjelaskan tujuan ini dengan cara yang membangkitkan motivasi kita untuk mengikuti mereka dalam rangka menemukan tujuan yang sama bagi kita sendiri. Kyle meneruskan, bahwa karakteristik unik dari kepemimpinan yaitu, memimpin bukan mengenai melakukan sesuatu, melainkan mengenai menjadi sesuatu. Pengembangan kepemimpinan menyangkut menyadari kekuatan yang ada dalam diri sendiri dan kekuatan yang diperoleh dalam posisi yang dipegang seseorang. Dalam arti fundamental, tantangan menjadi seorang pemimpin adalah mengenai mengintegrasikan kekuatan pribadi dengan kekuatan posisi seseorang. Dalam paragraf lain Kyle (2004) menyatakan bahwa, menjadi seorang pemimpin bukan masalah melakukan suatu peran, melainkan mengenai mengakses kekuatan untuk memaksimalkan keunikan seseorang dan kapasitas serta potensi individual.
  •  Menurut Covey (1997), kepemimpinan itu berkaitan dengan arah— dengan memastikan bahwa tangga bersandar pada dinding yang benar. Kepemimpinan juga berfokus pada hal-hal terpenting.
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa kepemimpinan merupakan  sebagai kemampuan untuk mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan memiliki beberapa implikasi. Antara lain:
¤ Pertama: kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, kepemimpinan tidak akan ada juga.
¤ Kedua: seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Menurut French dan Raven (1968), kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin dapat bersumber dari:
  • Reward power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan dan sumberdaya untuk memberikan penghargaan kepada bawahan yang mengikuti arahan-arahan pemimpinnya.
  • Coercive power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan memberikan hukuman bagi bawahan yang tidak mengikuti arahan-arahan pemimpinnya
  • Legitimate power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai hak untuk menggunakan pengaruh dan otoritas yang dimilikinya.
  • Referent power, yang didasarkan atas identifikasi (pengenalan) bawahan terhadap sosok pemimpin. Para pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya karena karakteristik pribadinya, reputasinya atau karismanya.
  • Expert power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin adalah seeorang yang memiliki kompetensi dan mempunyai keahlian dalam bidangnya.
Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.
¤ Ketiga: kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi. Walaupun kepemimpinan (leadership) seringkali disamakan dengan manajemen (management), kedua konsep tersebut berbeda.
Perbedaan antara pemimpin dan manajer dinyatakan secara jelas oleh Bennis and Nanus (1995). Pemimpin berfokus pada mengerjakan yang benar sedangkan manajer memusatkan perhatian pada mengerjakan secara tepat ("managers are people who do things right and leaders are people who do the right thing, "). Kepemimpinan memastikan tangga yang kita daki bersandar pada tembok secara tepat, sedangkan manajemen mengusahakan agar kita mendaki tangga seefisien mungkin.
2.2 Pengertian Gaya Kepemimpinan
      Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian. Seorang pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program dan yang berperilaku secara bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkordinasikan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ï Pengertian Gaya Kepemimpina Menurut para ahli :
   Menurut Kartini Kartono (2008:34) Menyatakan sebagai berikut :
“Gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain”
 Menurut Miftah Thoha (2010:49) mengemukakan bahwa :
“Gaya kepemimpinan merupakan norma prilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi prilaku orang lain atau bawahan”
 Menurut Yayat M Herujito (2006:188) mengartikan gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut :
“Gaya kepemimpinan bukan bakat, oleh karena itu gaya kepemimpinan dipelajari dan dipraktekan dalam penerapannya harus sesuai dengan situasi yang dihadapi”
  Menurut Wijaya Supardo (2006:4), mengungkapkan bahwa :
   “Gaya kepemimpinan adalah suatu cara dan porses kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas atau suatu sasaran dan mengarahkan organisasi dengan cara yang lebih masuk akal”
Berdasarkan pengertian - pengertian gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah kemampuan seseorang pemimpin dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Ï Indikator Gaya Kepemimpinan
Menurut Kartini Kartono (2008:34) menyatakan sebagai berikut :
1.    Sifat
Sifat seorang pemimpin sangat berpengaruh dalam gaya kepemimpinan untuk menentukan keberhasilanannya menjadi seorang pemimpin yang berhasil, serta ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
2.    Kebiasaan
Kebiasaan memegang peranan utama dalam gaya kepemimpinan sebagai penentu pergerakan perilaku seorang pemimpin yang menggambarkan segala tindakan yang dilakukan sebagai pemimpin baik.
3.    Tempramen
Temperamen adalah gaya perilaku seorang pemimpin dan cara khasnya dalam memberi tanggapan dalam berinteraksi dengan orang lain. Beberapa pemimpin bertemperamen aktif, sedangkan yang lainnya tenang. Deskripsi ini menunjukkan adanya variasi temperamen.
4.    Watak
Watak seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi penentu bagi keunggulan seorang pemimpin dalam mempengaruhi keyakinan (determination), ketekunan (persistence), daya tahan (endurance), keberanian (courage).
5.    Kepribadian
 Kepribadian seorang pemimpin menentukan keberhasilannya yang ditentukan oleh sifat-sifat/ krakteristik keperibadian yang dimilikinya.
2.3 Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
A.    Gaya Kepemimpinan Transaksional
§  Pengertian Kepemimpinan transaksional menurut para ahli :
  • Menurut Bycio,dkk.(1995),dan Koh, dkk. Pemimpinan trasnsaksional adalah gaya kepemimpinan,dimana seorang pemimpin memfokuskan perhatian pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan pegawai melibat kan hubungan pertukaran yang didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasa kerja dan penghargan klasifikasi sasaran ,standar kerja,penugasan kerja,dan penghargaan .
  • Bernard M. Bass mengemukakan kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan di mana pemimpin menentukan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan agar mereka dapat mencapai tujuan mereka sendiri atau organisasi dan membantu karyawan agar memperoleh kepercayaan dalam mengerjakan tugas tersebut.
Jadi kepemimpinan transaksional merupakan sebuah kepemimpinan dimana seorang pemimpin mendorong bawahannya untuk bekerja dengan menyediakan sumberdaya dan penghargaan sebagai imbalan untuk motivasi, produktivitas dan pencapaian tugas yang efektif.
§  Tipe / Gaya Kepemimpinan Transaksional
Tipe atau gaya kepemimpinan transaksional meliputi dimensi/perilaku :
1)      Contigent Reward (Penghargaan rombongan)
Untuk mempengaruhi pemimpin memperjelas pekerjaan yang harus di lakukan,menggunakan insentif sebagai alat mendorong pencapaiaan hasil pelaksanaan tugas sesuai harapan.
2)      Management By Exception (Manajemen Degan Pengecualiaan )
Secara pasif,untuk memengaruhi perilaku ,pemimpin menggunakan upaya koreksi/Hukuman sebagai respons terhadap kinerja buruk/penyimpangan terhadap standard. Secara aktif untuk  mempengaruhi perilaku,pemimpin secara aktif melakukan pemantauan terhadap perkerjaan yang dilakukan pegawai dan menggunakan upaya korektif dalam rangka memastikan bahwa pekerjaan di lakukan dan diselesaikan sesuai standar.
3)      Laissez – Faire Leadersif (Kepemimpinan Laissez-Faire)
Pemimpin ini menghindari upaya memengaruhi bawahan, melalaikan tugas pembinaan sebagai pimpinan,menenggelamkan diri pada perkerjaan rutin dan menghindari konfrontasi. Mereka banyak memberi tanggung jawab kepada bawahan, tidak menetapkan tujuan jelas, tidak membantu pengambilan keputusan kelompok, membiarkan semua mengalir  selama semua terlihat aman.
§  KarakteristikKepemimpinan transaksional
Kepemimpinan transaksional menurut Bass memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.    Contingent reward - Kontrak pertukaran penghargaan untuk usaha, penghargaan yang dijanjikan untuk kinerja yang baik, mengakui pencapaian.
2.    Active management by exception - Melihat dan mencari penyimpangan dari aturan atau standar, mengambil tindakan perbaikan.
3.      Pasive management by exception - Intervensi hanya jika standar tidak tercapai.
4.      Laissez-faire - Melepaskan tanggung jawab, menghindari pengambilan keputusan.
B.     Gaya Kepemimpinan Transformasional
§   Pengertian Kepemimpinan Transformasional
Istilah transformasional berinduk dari kata “to transform” yang artinya mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan.  Sumber daya yang dimaksud yaitu sumber daya manusia seperti pimpinan, staf, bawahan, tenaga ahli, guru, dosen, peneliti, dan lain-lain.
Teori Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership Theory) diawali oleg John McGregor Burns dalam bukunya yang mendapat Pilitzer Prize dan National Book Award yang berjudul Leadereship. Dalam buku tersebut ia menggunakan istilah transforming leadership atau menstrasformasi kepemimpinan. Sedangkan istilat Transformational Leadership dipergunakan oleh Benard M.Baas dalam bukunya berjudul Leadership and performance beyond expectation.
§   Gaya Kepemimpinan Transformasional
Tipe atau gaya kepemimpinan transformasional meliputi dimensi/perilaku :
1.      Charisma Atau Idealized Influence (Pengaruh Ideal)
Perilaku pemimpin yang membuatnya dikagumi sehingga pegawai sangat memuji, mengagungkan, mengikuti dan mencontoh. Pemimpin menunjukkan keyakinan dan daya tarik kepada pengikutnya sehingga terjadi ikatan emosional pada tingkatan tertentu. Pemimpin ini memiliki nilai yang ditunjukkan jelas dalam setiap tindakan sehingga menjadi contoh pengikutnya. Kepercayaan yang dibangun antara pemimpin dan pengikutnya didasarkan landasan moral dan etika.
2.      Inspirational Motivation (Motivasi Inspirasi)
Perilaku pemimpin mengartikulasikan visi yang mendorong dan memberuu inspirasi pengikutnya. Pemimpin memberi tantangan kepada pengikut untuk memenuhi standar yang lebih tinggi, mengkomunikasikan optimisme tentang pencapaian tujuan masa depan, dan memberi tugas yang berarti. Pengikut harus memiliki pengertian kuat terhadap tujuan organisasi jika mereka ingin termotivasi mewujudkannya.
3.      Intellectual Stimulation (Stimulasi Intelektual)
Pemimpin bersedia mengambil resiko dan meminta ide pengikutnya, membangkitkan semangat dan mendorong kreativitas pengikutnya. Visi pemimpin menjadi kerangka pikir pengikut untuk menghubungkannya dengan pimpinan, organisasi dan sesama mereka serta tujuan organisasi. Ketika stimulasi terjadi, kreativitas mampu menghadapi segala masalah.
4.      Individualized Consideration Or Individualized Attention (Pertimbangan Individu)
Pimpinan selalu hadir ketika pengikut membutuhkan, pimpinan ini bertindak sebagai mentor, mendengar apa yang menjadi perhatian dan kebutuhan pengikut, termasuk kebutuhan dihormati dan menghargai kontribusi individual terhadap organisasi. Pendekatan ini mendidik pimpinan generasi berikut dan mendorong terpenuhinya aktualisasi diri.
§  KarakterKepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional menurut Bernard M. Bass memiliki karakteristik yang membedakan dengan gaya kepemimpinan yang lainnya diantaranya:
1.      Charisma - Memberikan visi dan misi yang masuk akal, menimbulkan kebanggaan, menimbulkan rasa hormat dan percaya.
2.      Inspiration - Mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan simbol untuk memfokuskan upaya, mengekspresikan tujuan penting dengan cara yang sederhana.
3.      Intellectual stimulation - Meningkatkan intelegensi, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara teliti.
4.      Individualized consideration - Memberikan perhatian pribadi, melakukan pelatihan dan konsultasi kepada setiap bawahan secara individual.
§   Ciri pemimpin transformasional diantaranya:
a.    Mampu mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya hasil pekerjaan.
b.    Mendorong pengikut untuk lebih mendahulukan kepentingan organisasi
c.    Mendorong untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.
C.     Gaya Kepemimpinan Partisipatif
§  Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam pemecahan masalah dengan bawahan dengan melakukan konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan (Bass (1990) dalam Zhang (2005)). Kepemimpinan partisipatif berhubungan dengan penggunaan berbagai prosedur keputusan yang memperbolehkan pengaruh orang lain mempengaruhi keputusan pemimpin. Istilah lain yang biasa digunakan untuk mengacu aspek-aspek kepemimpinan partisipatif termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan, desentralisasi, dan manajemen demokratis.
Kepemimpinan partisipatif menyangkut usaha-usaha oleh seorang manajer untuk mendorong dan memudahkan partisipasi orang lain dalam pengambilan keputusan yang jika tidak akan dibuat tersendiri oleh manajer tersebut. Kepemimpinan ini mencakup aspek-aspek kekuasaan seperti bersama-sama menanggung kekuasaan, pemberian kekuasaan dan proses-proses mempengaruhi yang timbal-balik. Sedangkan yang menyangkut aspek-aspek perilaku kepemimpinan seperti prosedur-prosedur spesifik yang digunakan untuk berkonsultasi dengan orang lain untuk memperoleh gagasan dan saran-saran, serta perilaku spesifik yang digunakan untuk proses pengambilan keputusan dan pendelegasian kekuasaan.
   Karakteristik Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Terdapat 4 karakteristik yang terkait dengan kepemimpinan partisipatif, yaitu:
1. Keputusan otokratik  - Manajer membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan opini atau saran dari orang lain, dan orang-orang tersebut tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusan tersebut, tidak ada partisipasi.
2. Konsultasi - Manajer menanyakan opini dan gagasan, kemudian mengambil keputusannya sendiri setelah mempertimbangkan secara serius saran-saran dan perhatian mereka. Kepemimpinan ini memiliki tiga varietas:
  •  Pemimpin membuat keputusan tanpa konsultasi terlebih dahulu, namun kemudian bersedia memodifikasi karena adanya keberatan atau keprihatinan pengikutnya.
  •  Pemimpin memberi usulan sementara dan secara aktif mendorong oranguntuk menyarankan   cara-cara memperbaikinya.
  •  Pemimpin menggunakan sebuah masalah dan meminta orang lain untuk berpartisipasi dalam mendiagnosis dan mengembangkan bermacammacam pemecahan umum, namun kemudian membuat keputusan sendiri
3. Keputusan bersama  - Manajer bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan masalah keputusan tersebut, dan mengambil keputusan bersama; manajer tidak mempunyai pengaruh lagi terhadap keputusan terakhir seperti peserta lainnya.
4. Pendelegasian - Manajer memberi kepada seorang individu atau kelompok, kekuasaan serta tanggung-jawab untuk membuat keputusan; manajer tersebut biasanya memberi spesifikasi mengenai batas-batas dalam mana pilihan terakhir harus berada, dan persetujuan terlebih dahulu mungkin atau mungkin tidak perlu diminta sebelum keputusan tersebut dilaksanakan. 




§   Ciri-ciri kepemimpinan partisipatif :
à Pemimpin memberikan dukungan tinggi dan sedikit/rendah pengarahan.
à Posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dipegang secara berganti antara pemimpin dan bawahan
à Komunikasi dua arah ditingkatkan.
à Pemimpin mendengarkan bawahan secara aktif.
à Tanggung jawab pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sebagian besar pada bawahan
A.    Gaya Kepemimpinan Karismatik
§   Pengertian Gaya Kepemimpinan Karismatik :
Kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership): Kharisma diartikan “keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya” atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas kepribadian individu.
Kepemimpinan karismatis membawa tanggung-jawab yang besar, dan membutuhkan komitmen jangka panjang dari pemimpin. Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai, sikap, dan perilaku serta gaya yang digunakan pemimpin.
Pemimpin kharismatik mempunyai kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan, percaya diri, serta pendirian dalam keyakinan dan cita-cita mereka sendiri. Suatu kebutuhan akan kekuasaan memotivasi pmimpin tersebut untuk mencoba mempengaruhi para pengikut. Rasapercaya diri dan pendirian yang kuat meningktkan rasa percaya para pengikut terhadap pertimbangan dan pendapat pemimpin tersebut. Seorang pemimpin tanpa pola cirri yang demikian lebih kecil kemungkinannya akan mencoba mempengaruhi orang. Dan jika berusaha mempengaruhi maka lebih kecil kemungkinan untuk berhasil. Kesuksesan mempengaruhi bawahan dapat diwujudkan apabila pemimpin mempunyai akhlak dan sifat yang terpuji.
Dengan cirri dan sifat tersebut pemimpin akan dikagumi oleh para pengikutnya. Pemimpin kharismatik menekankan tujuan-tujuan idiologis yang menghubungkan misi kelompok kepada nilai-nilai, cita-cita, serta aspirsi-aspirasi yang berakar dalam yang dirasakan bersama oleh para pengikut. Selain itu kepemimpinan kharismatik juga didasarkan pada kekuataan luar biasa yang dimiliki oleh seorang sebagai pribadi. Pengertian sangat teologis, karena untuk mengidentifikasi daya tarik pribadi yang melekat pada diri seseorang , harus dengan menggunakan asumsi bahwa kemantapan dan kualitas kepribadian yang dimilikiadalah merupakan anugerah tuhan. Karena posisinya yang demikian itulah maka ia dapat dibedakan dari orang kebanyakan, juga karena keunggulan kepribadian itu, ia dianggap (bahkan) diyakini memiliki kekuasan supra natural, manusia serba istimewa atau sekurang-kurangnya istimewa dipandang masyarakat.
Tipe kepemimpinan karismatik dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan keistimewaan atau kelebihan sifat kepribadian dalam mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain, sehingga dalam suasana batin mengagumi dan mengagungkan pemimpin bersedia berbuat sesuatu yang dikehendaki oleh pemimpin. Pemimpin disini dipandang istimewa karena sifat-sifat kepribadiannya yang mengagumkan dan berwibawa. Dalam kepribadian itu pemimpin diterima dan dipercayai sebagai orang yang dihormati, disegani, dipatuhi dan ditaati secara rela dan ikhlas. Kepemimpinan kharismatik menginginkan anggota organisasi sebagai pengikutnya untuk mengadopsi pandangan pemimpin tanpa atau dengan sedikit mungkin perubahan.
§   Karakteristik pemimpin yang karismatik dijelaskan oleh Purwanto sebagai berikut:
1)   Mempunyai daya penarik yang sangat besar, karena itu umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya juga besar.
2)   Pengikutnya tidak dapat menjelaskan, mengapa mereka tertarik mengikuti dan menaati pemimpin itu.
3)   Seolah-olah mempunyai kekuatan gaib.
4)   Karisma yang dimiliki tidak bergantung pada umur, kekayaan, kesehatan, ataupun ketampanan si pemimpin.
§   Ciri-ciri  gaya kepemimpin kharismatik sebagai berikut:
 a) memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas.
b) mengkomunikasikan   visi itu secara efektif.
c) mendemontrasikan konsistensi dan fokus
d) mengetahui kekuatan-kekuatan sendiri dan memanfaatkannya.
Gaya kepemimpinan karismatis dapat terlihat mirip dengan kepemimpinan transformasional, di mana pemimpin menyuntikkan antusiasme tinggi pada tim, dan sangat enerjik dalam mendorong untuk maju.Sementara itu, Nurkolis mengungkapkan bahwa seorang pemimpin karismatik mempunyai tujuh karakteristik kunci, yaitu percaya diri, memiliki visi, memiliki kemampuan untuk mengartikulasikan visi, memiliki pendirian yang kuat terhadap visinya, memiliki perilaku yang berbeda dari kebiasaan orang, merasa sebagai agen pembaru dan sensitif terhadap lingkungan.
B.     Gaya Kepemimpinan Otoraktis
§   Pengertian Gaya kepemimpinan otoraktis
Gaya ini kadang-kadang dikatakan kepemimpinan terpusat pada diri pemimpin atau gaya direktif. Gaya ini ditandai dengan sangat banyaknya petunjuk yang datangnya dari pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali tidak adanya peran serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Pemimpin secara sepihak menentukan peran serta apa, bagaimana, kapan, dan bilamana berbagai tugas harus dikerjakan. Yang menonjol dalam gaya ini adalah pemberian perintah.
Pemimpin otokratis adalah seseorang yang memerintah dan menghendaki kepatuhan. Ia memerintah berdasarkan kemampuannya untuk memberikan hadiah serta menjatuhkan hukuman. Gaya kepemimpinan otokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan semata-mata diputuskan oleh pimpinan.

§   Pengertian Kepemimpinan Otokratis Menurut para Ahli:
1.    Menurut  Rivai (2003), kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.
2.    Menurut Robbins dan Coulter (2002) menyatakan gaya kepemimpinan otokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan meminimalisasi partisipasi karyawan.
3.    Pada dasarnya pengertian dari otokratis adalah berkuasa sendiri secara mutlak. Kepemimpinan otokratis merupakan kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dengan perilaku otoriter. Jadi, pemimpin otokratis beranggapan bahwa segala aktifitas dalam organisasi akan lancar apabila segala sesuatu ada di tangan pemimpin.
§   Ciri-ciri Gaya Kepemimpinan otokratis adalah sebagai berikut:
  •     Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin
  •     Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin.
  •     Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin.
  •    Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan.
  •   Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat.
  • Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran pertimbangan atau pendapat.
  •  Lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi dan kesetiaan sempurna dari bawahan tanpa syarat, dan cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.
§   Tipe Kepemimpinan Otokratik
  •  Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
  •  Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
  •  Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata
  • Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
  •  Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
  •  Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)
  •  Mempraktekkan komunikasi satu arah (one way traffic of communication).
  •  Pengawasan kepada anak buah ketat.
  •  Saran, pertimbangan, pendapat dari bawahan tertutup sama sekali.

 

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Berdasarkan pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa ada  lima macam gaya kepemimpinan yang masing masing gaya kepemimpinan mempunyai ciri ciri dan karakteristik serta kekurangan dan kelemahan dalam memimpin suatu organisasi, adapun macam macam gaya kepemimpinan tersebut adalah :
1.  Gaya Kepemimpinan Transaksional:
2.  Gaya Kepemimpinan Transformasional
3.  Gaya Kemimpinan Parsitipatif
4.  Gaya Kepemimpinan Karismatik
5.   Gaya Kepemimpinan Otoraktis
3.2 Saran
            Dalam memimpin suatu organisasi sebaiknya seorang pimpinan mampu menerapkan dan merealisasikannya gaya-gaya kepemimpinan yang di anggap baik, yang mengarahkan dan  memotivasi bawahannya agar rajin berkeja demi kelangsungan organisasi sehingga mampu membawa perubahan yang positif dalam menjalankan suatu organisasi agar organisasi tersebut dapat terorganisir dengan efektif dan efisien.
 


0 komentar:

Posting Komentar

 
isnainilina Blogger Template by Ipietoon Blogger Template