BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia
internasional kini sedang menghadapi perubahan dahsyat, menghadapi linkungan
yang keras, organisasi sekarang lebih peduli kepada kualitas pemimpinnya, ada
kepedulian besar akan adanya krisis kepemimpinan di dunia. Perubahan
mengakibatkan kekacauan, tapi organisasi harus menghadapi perubahan. Banyak
organisasi melakukan restrukturisasi, reformasi, revitalisasi, reinventing
kegiatan, namun mereka ingin menghadapu perubahan itu dengan sukses. Kunci
sukses adalah pada manusianya, boleh saja metode berubah, teknologi mutakhir,
konsultan kelas dunia, biaya perubahan tak terbatas, namun yang mampu mengubah
segala sesuatu hanya pemimpin dan anggota organisasi. Dibutuhkan pemimpin yang
mampu memimpin perubahan. Menurut Burns (1978), pakar kepemimpinan kelas dunia,
pemimpin transformasional yang mampu dan sukses melakukan perubahan, karena
pemimpin transformasional menyediakan visi jelas bagi perubahan. Pemimpin
memiliki tujuan jelas yang bisa membimbing organisasi menuju arah baru.
Pemimpin menekankan pentingnya melihat kemungkinan baru, dan mempromosikan visi
masa datang yang menggairahkan.
Dengan
adanya pemimpin akan dapat menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota
kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu
selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan &
menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Namun
bagaimana sebenarnya sosok pemimpin yang baik dan bertanggungjawab serta apa
hubungannya pemimpin dengan kepemimpinan serta kekuasaan Untuk
mewujudkan kinerja organisasi yang tepat dan bermutu maka diperlukan adanya
kepemimpinan yang memadai. Kepemimpinan tersebut harus mampu memotivasi atau
memberi semangat kepada para stafnya dengan jalan memberikan inspirasi atau
mengilhami kreativitas mereka dalam bekerja. Tantangan yang
dihadapi pimpinan dalam menghadapi reformasi birokrasi akan mudah dihadapi jika
pemimpin mempraktekkan tipe kepemimpinan tepat. Oleh karena itu di dalam
makalah ini ,akan menjelaskan beberapa gaya-gaya kepemimpinan sebagai pedoman
untuk di jadikan acuan menjadi seorang pemimpin yang membawa perubahan yang
positif di masa yang akan datang dalam
suatu organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
- Apa yang di maksud dengan kepemimpinan ?
- Apa yang di maksud dengan gaya kepemimpinan ?
- Apa saja macam macam gaya kepemimpinan ?
1.3 Tujuan
Dengan
penyulisan makalah ini di harapkan :
- Dapat mengetahui apa yang di maksud dengan kepimimpinan.
- Dapat mengetahui apa yang di maksud dengan gaya kepemimpinan.
- Dengan melakukan tugas ini penulis dapat mengetahui macam macam dari gaya kepemimpinan.
1.4 Manfaat
Di harapkan melalui tulisan ini
dapat bermanfaat :
- Bagi Penulis
· Menambah wawasan tentang gaya-gaya
kepemimpinan yang ada.
· Mampu merealisasikannya teori yang
di dapatkan di bangku kuliah dengan kehidupan di dunia nyata pada masa yang
akan datang.
- Bagi Pihak lain
· Dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi pihak pihak yang tertarik pada bidang ini.
· Dapat menjadi refrensi bagi para
pihak pihak yang memebutuhkan materi dalam bidang ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepemimpinan
Pengertian Kepemimpinan menurut beberapa ahli :
- Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut. Namun demikian, semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsur yang sama.
- Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good". Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan menurut Anderson (1988), "leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance".
- Harold S. Geneen dalam Pella dan Inayati (2011) menyebutkan bahwa esensi kepemimpinan adalah kemampuan menginspirasikan orang lain untuk bekerjasama sebagai sebuah tim, termasuk di dalamnya kemampuan untuk merentang penggunaan dan aplikasi potensi-potensi yang dimiliki individu dalam tim untuk mencapai tujuan bersama.
- Menurut Kyle (2004), salah satu “kebenaran” emosional dasar mengenai kepemimpinan adalah bahwa “kita ingin pemimpin yang menemukan atau menciptakan dalam mereka sendiri dan kemudian dapat menjelaskan tujuan ini dengan cara yang membangkitkan motivasi kita untuk mengikuti mereka dalam rangka menemukan tujuan yang sama bagi kita sendiri. Kyle meneruskan, bahwa karakteristik unik dari kepemimpinan yaitu, memimpin bukan mengenai melakukan sesuatu, melainkan mengenai menjadi sesuatu. Pengembangan kepemimpinan menyangkut menyadari kekuatan yang ada dalam diri sendiri dan kekuatan yang diperoleh dalam posisi yang dipegang seseorang. Dalam arti fundamental, tantangan menjadi seorang pemimpin adalah mengenai mengintegrasikan kekuatan pribadi dengan kekuatan posisi seseorang. Dalam paragraf lain Kyle (2004) menyatakan bahwa, menjadi seorang pemimpin bukan masalah melakukan suatu peran, melainkan mengenai mengakses kekuatan untuk memaksimalkan keunikan seseorang dan kapasitas serta potensi individual.
- Menurut Covey (1997), kepemimpinan itu berkaitan dengan arah— dengan memastikan bahwa tangga bersandar pada dinding yang benar. Kepemimpinan juga berfokus pada hal-hal terpenting.
Dari
beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa kepemimpinan merupakan sebagai kemampuan untuk mengarahkan
pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka.
Berdasarkan definisi-definisi di
atas, kepemimpinan memiliki beberapa implikasi. Antara lain:
¤ Pertama: kepemimpinan berarti melibatkan
orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para
karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari
pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, kepemimpinan
tidak akan ada juga.
¤ Kedua: seorang pemimpin yang efektif
adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah
pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Menurut French dan Raven
(1968), kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin dapat bersumber dari:
- Reward power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan dan sumberdaya untuk memberikan penghargaan kepada bawahan yang mengikuti arahan-arahan pemimpinnya.
- Coercive power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan memberikan hukuman bagi bawahan yang tidak mengikuti arahan-arahan pemimpinnya
- Legitimate power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai hak untuk menggunakan pengaruh dan otoritas yang dimilikinya.
- Referent power, yang didasarkan atas identifikasi (pengenalan) bawahan terhadap sosok pemimpin. Para pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya karena karakteristik pribadinya, reputasinya atau karismanya.
- Expert power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin adalah seeorang yang memiliki kompetensi dan mempunyai keahlian dalam bidangnya.
Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau
kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai
situasi.
¤ Ketiga: kepemimpinan harus memiliki
kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus
(compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan
keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain
(confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam
membangun organisasi. Walaupun kepemimpinan (leadership) seringkali disamakan
dengan manajemen (management), kedua konsep tersebut berbeda.
Perbedaan antara pemimpin dan manajer dinyatakan secara
jelas oleh Bennis and Nanus (1995). Pemimpin berfokus pada mengerjakan
yang benar sedangkan manajer memusatkan perhatian pada mengerjakan secara tepat
("managers are people who do
things right and leaders are people who do the right thing, ").
Kepemimpinan memastikan tangga yang kita daki bersandar pada tembok secara
tepat, sedangkan manajemen mengusahakan agar kita mendaki tangga seefisien
mungkin.
2.2
Pengertian Gaya Kepemimpinan
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda
dalam memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya yang
dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian. Seorang pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program
dan yang berperilaku secara bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan
mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan
sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkordinasikan
perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ï Pengertian Gaya Kepemimpina Menurut
para ahli :
Menurut Kartini Kartono (2008:34)
Menyatakan sebagai berikut :
“Gaya kepemimpinan adalah sifat,
kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin
dalam berinteraksi dengan orang lain”
Menurut Miftah Thoha (2010:49) mengemukakan bahwa :
“Gaya kepemimpinan merupakan norma
prilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi prilaku orang lain atau bawahan”
Menurut Yayat M Herujito (2006:188)
mengartikan gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut :
“Gaya kepemimpinan bukan bakat, oleh
karena itu gaya kepemimpinan dipelajari dan dipraktekan dalam penerapannya
harus sesuai dengan situasi yang dihadapi”
Menurut Wijaya Supardo (2006:4),
mengungkapkan bahwa :
“Gaya kepemimpinan adalah suatu cara dan
porses kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai
suatu misi, tugas atau suatu sasaran dan mengarahkan organisasi dengan cara
yang lebih masuk akal”
Berdasarkan
pengertian - pengertian gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang pemimpin dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong
dan mengendalikan orang bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas
kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Ï Indikator Gaya Kepemimpinan
Menurut
Kartini Kartono (2008:34) menyatakan sebagai berikut :
1. Sifat
Sifat seorang pemimpin sangat berpengaruh dalam gaya kepemimpinan untuk
menentukan keberhasilanannya menjadi seorang pemimpin yang berhasil, serta
ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Kemampuan pribadi yang dimaksud
adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di
dalamnya.
2. Kebiasaan
Kebiasaan
memegang peranan utama dalam gaya kepemimpinan sebagai penentu pergerakan
perilaku seorang pemimpin yang
menggambarkan segala tindakan yang dilakukan sebagai pemimpin baik.
3. Tempramen
Temperamen adalah gaya perilaku seorang pemimpin dan cara khasnya dalam
memberi tanggapan dalam berinteraksi dengan orang lain. Beberapa pemimpin
bertemperamen aktif, sedangkan yang lainnya tenang. Deskripsi ini menunjukkan
adanya variasi temperamen.
4. Watak
Watak seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi penentu bagi
keunggulan seorang pemimpin dalam mempengaruhi keyakinan (determination),
ketekunan (persistence), daya tahan (endurance), keberanian (courage).
5. Kepribadian
Kepribadian seorang pemimpin
menentukan keberhasilannya yang ditentukan oleh sifat-sifat/ krakteristik
keperibadian yang dimilikinya.
2.3 Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
A. Gaya Kepemimpinan
Transaksional
§ Pengertian
Kepemimpinan transaksional menurut para ahli :
- Menurut Bycio,dkk.(1995),dan Koh, dkk. Pemimpinan trasnsaksional adalah gaya kepemimpinan,dimana seorang pemimpin memfokuskan perhatian pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan pegawai melibat kan hubungan pertukaran yang didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasa kerja dan penghargan klasifikasi sasaran ,standar kerja,penugasan kerja,dan penghargaan .
- Bernard M. Bass mengemukakan kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan di mana pemimpin menentukan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan agar mereka dapat mencapai tujuan mereka sendiri atau organisasi dan membantu karyawan agar memperoleh kepercayaan dalam mengerjakan tugas tersebut.
Jadi
kepemimpinan transaksional merupakan sebuah kepemimpinan dimana seorang
pemimpin mendorong bawahannya untuk bekerja dengan menyediakan sumberdaya dan
penghargaan sebagai imbalan untuk motivasi, produktivitas dan pencapaian tugas
yang efektif.
§ Tipe / Gaya Kepemimpinan
Transaksional
Tipe
atau gaya kepemimpinan transaksional meliputi dimensi/perilaku :
1) Contigent Reward (Penghargaan
rombongan)
Untuk
mempengaruhi pemimpin memperjelas pekerjaan yang harus di lakukan,menggunakan
insentif sebagai alat mendorong pencapaiaan hasil pelaksanaan tugas sesuai
harapan.
2)
Management
By Exception (Manajemen Degan Pengecualiaan )
Secara
pasif,untuk memengaruhi perilaku ,pemimpin menggunakan upaya koreksi/Hukuman
sebagai respons terhadap kinerja buruk/penyimpangan terhadap standard. Secara
aktif untuk mempengaruhi
perilaku,pemimpin secara aktif melakukan pemantauan terhadap perkerjaan yang
dilakukan pegawai dan menggunakan upaya korektif dalam rangka memastikan bahwa
pekerjaan di lakukan dan diselesaikan sesuai standar.
3) Laissez – Faire Leadersif
(Kepemimpinan Laissez-Faire)
Pemimpin
ini menghindari upaya memengaruhi bawahan, melalaikan tugas pembinaan sebagai
pimpinan,menenggelamkan diri pada perkerjaan rutin dan menghindari konfrontasi.
Mereka banyak memberi tanggung jawab kepada bawahan, tidak menetapkan tujuan
jelas, tidak membantu pengambilan keputusan kelompok, membiarkan semua
mengalir selama semua terlihat aman.
§ KarakteristikKepemimpinan
transaksional
Kepemimpinan transaksional menurut Bass memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. Contingent reward - Kontrak pertukaran penghargaan untuk
usaha, penghargaan yang dijanjikan untuk kinerja yang baik, mengakui
pencapaian.
2. Active management by exception - Melihat dan mencari penyimpangan
dari aturan atau standar, mengambil tindakan perbaikan.
3.
Pasive management by exception - Intervensi hanya jika standar tidak
tercapai.
4.
Laissez-faire - Melepaskan tanggung jawab, menghindari pengambilan
keputusan.
B. Gaya Kepemimpinan Transformasional
§ Pengertian Kepemimpinan
Transformasional
Istilah
transformasional berinduk dari kata “to transform” yang artinya
mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda.
Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja
dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal
sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan
target capaian yang telah ditetapkan.
Sumber daya yang dimaksud yaitu sumber daya manusia seperti pimpinan,
staf, bawahan, tenaga ahli, guru, dosen, peneliti, dan lain-lain.
Teori Kepemimpinan Transformasional (Transformational
Leadership Theory) diawali oleg John McGregor Burns dalam bukunya yang mendapat
Pilitzer Prize dan National Book Award yang berjudul Leadereship. Dalam buku
tersebut ia menggunakan istilah transforming leadership atau menstrasformasi
kepemimpinan. Sedangkan istilat Transformational Leadership dipergunakan oleh
Benard M.Baas dalam bukunya berjudul Leadership and performance beyond
expectation.
§ Gaya Kepemimpinan Transformasional
Tipe
atau gaya kepemimpinan transformasional meliputi dimensi/perilaku :
1. Charisma Atau Idealized Influence (Pengaruh Ideal)
Perilaku pemimpin yang membuatnya
dikagumi sehingga pegawai sangat memuji, mengagungkan, mengikuti dan mencontoh.
Pemimpin menunjukkan keyakinan dan daya tarik kepada pengikutnya sehingga
terjadi ikatan emosional pada tingkatan tertentu. Pemimpin ini memiliki nilai
yang ditunjukkan jelas dalam setiap tindakan sehingga menjadi contoh pengikutnya.
Kepercayaan yang dibangun antara pemimpin dan pengikutnya didasarkan landasan moral dan etika.
2.
Inspirational Motivation (Motivasi Inspirasi)
Perilaku pemimpin mengartikulasikan visi yang mendorong dan memberuu
inspirasi pengikutnya. Pemimpin memberi tantangan kepada pengikut untuk
memenuhi standar yang lebih tinggi, mengkomunikasikan optimisme tentang
pencapaian tujuan masa depan, dan memberi tugas yang berarti. Pengikut harus
memiliki pengertian kuat terhadap tujuan organisasi jika mereka ingin termotivasi
mewujudkannya.
3. Intellectual Stimulation (Stimulasi Intelektual)
Pemimpin bersedia mengambil resiko dan meminta ide pengikutnya,
membangkitkan semangat dan mendorong kreativitas pengikutnya. Visi pemimpin
menjadi kerangka pikir pengikut untuk menghubungkannya dengan pimpinan,
organisasi dan sesama mereka serta tujuan organisasi. Ketika stimulasi terjadi,
kreativitas mampu menghadapi segala masalah.
4. Individualized Consideration Or Individualized Attention (Pertimbangan
Individu)
Pimpinan selalu hadir ketika pengikut membutuhkan, pimpinan ini bertindak
sebagai mentor, mendengar apa yang menjadi perhatian dan kebutuhan pengikut,
termasuk kebutuhan dihormati dan menghargai kontribusi individual terhadap
organisasi. Pendekatan ini mendidik pimpinan generasi berikut dan mendorong
terpenuhinya aktualisasi diri.
§ KarakterKepemimpinan
Transformasional
Kepemimpinan transformasional menurut Bernard M. Bass memiliki
karakteristik yang membedakan dengan gaya kepemimpinan yang lainnya
diantaranya:
1. Charisma - Memberikan visi dan misi yang masuk
akal, menimbulkan kebanggaan, menimbulkan rasa hormat dan percaya.
2. Inspiration - Mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan
simbol untuk memfokuskan upaya, mengekspresikan tujuan penting dengan cara yang
sederhana.
3. Intellectual stimulation - Meningkatkan
intelegensi, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara teliti.
4. Individualized consideration - Memberikan perhatian pribadi,
melakukan pelatihan dan konsultasi kepada setiap bawahan secara individual.
§ Ciri
pemimpin transformasional diantaranya:
a.
Mampu
mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya hasil pekerjaan.
b.
Mendorong
pengikut untuk lebih mendahulukan kepentingan organisasi
c.
Mendorong
untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.
C.
Gaya
Kepemimpinan Partisipatif
§
Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan
partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam
pemecahan masalah dengan bawahan dengan melakukan konsultasi dengan bawahan
sebelum membuat keputusan (Bass (1990) dalam Zhang (2005)). Kepemimpinan
partisipatif berhubungan dengan penggunaan berbagai prosedur keputusan yang
memperbolehkan pengaruh orang lain mempengaruhi keputusan pemimpin. Istilah
lain yang biasa digunakan untuk mengacu aspek-aspek kepemimpinan partisipatif
termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan,
desentralisasi, dan manajemen demokratis.
Kepemimpinan
partisipatif menyangkut usaha-usaha oleh seorang manajer untuk mendorong dan
memudahkan partisipasi orang lain dalam pengambilan keputusan yang jika tidak
akan dibuat tersendiri oleh manajer tersebut. Kepemimpinan ini mencakup
aspek-aspek kekuasaan seperti bersama-sama menanggung kekuasaan, pemberian
kekuasaan dan proses-proses mempengaruhi yang timbal-balik. Sedangkan yang
menyangkut aspek-aspek perilaku kepemimpinan seperti prosedur-prosedur spesifik
yang digunakan untuk berkonsultasi dengan orang lain untuk memperoleh gagasan
dan saran-saran, serta perilaku spesifik yang digunakan untuk proses
pengambilan keputusan dan pendelegasian kekuasaan.
Karakteristik Gaya Kepemimpinan
Partisipatif
Terdapat 4
karakteristik yang terkait dengan kepemimpinan partisipatif, yaitu:
1. Keputusan
otokratik - Manajer membuat keputusan
sendiri tanpa menanyakan opini atau saran dari orang lain, dan orang-orang
tersebut tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusan tersebut, tidak
ada partisipasi.
2. Konsultasi -
Manajer menanyakan opini dan gagasan, kemudian mengambil keputusannya sendiri
setelah mempertimbangkan secara serius saran-saran dan perhatian mereka.
Kepemimpinan ini memiliki tiga varietas:
- Pemimpin membuat keputusan tanpa konsultasi terlebih dahulu, namun kemudian bersedia memodifikasi karena adanya keberatan atau keprihatinan pengikutnya.
- Pemimpin memberi usulan sementara dan secara aktif mendorong oranguntuk menyarankan cara-cara memperbaikinya.
- Pemimpin menggunakan sebuah masalah dan meminta orang lain untuk berpartisipasi dalam mendiagnosis dan mengembangkan bermacammacam pemecahan umum, namun kemudian membuat keputusan sendiri
3. Keputusan bersama - Manajer
bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan masalah keputusan tersebut, dan
mengambil keputusan bersama; manajer tidak mempunyai pengaruh lagi terhadap
keputusan terakhir seperti peserta lainnya.
4. Pendelegasian -
Manajer memberi kepada seorang individu atau kelompok, kekuasaan serta
tanggung-jawab untuk membuat keputusan; manajer tersebut biasanya memberi
spesifikasi mengenai batas-batas dalam mana pilihan terakhir harus berada, dan
persetujuan terlebih dahulu mungkin atau mungkin tidak perlu diminta sebelum
keputusan tersebut dilaksanakan.
§
Ciri-ciri kepemimpinan partisipatif :
à
Pemimpin memberikan dukungan tinggi dan
sedikit/rendah pengarahan.
à
Posisi kontrol atas pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan dipegang secara berganti antara pemimpin dan bawahan
à
Komunikasi dua arah ditingkatkan.
à
Pemimpin mendengarkan bawahan secara aktif.
à
Tanggung jawab pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan sebagian besar pada bawahan
A. Gaya
Kepemimpinan Karismatik
§
Pengertian Gaya Kepemimpinan Karismatik :
Kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership): Kharisma
diartikan “keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa
dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum
dari masyarakat terhadap dirinya” atau atribut kepemimpinan yang didasarkan
atas kualitas kepribadian individu.
Kepemimpinan karismatis membawa tanggung-jawab yang besar,
dan membutuhkan komitmen jangka panjang dari pemimpin. Seorang pemimpin yang
kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat
memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para
pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu
itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai, sikap, dan perilaku serta
gaya yang digunakan pemimpin.
Pemimpin kharismatik mempunyai kebutuhan yang tinggi akan
kekuasaan, percaya diri, serta pendirian dalam keyakinan dan cita-cita mereka
sendiri. Suatu kebutuhan akan kekuasaan memotivasi pmimpin tersebut untuk
mencoba mempengaruhi para pengikut. Rasapercaya diri dan pendirian yang kuat
meningktkan rasa percaya para pengikut terhadap pertimbangan dan pendapat
pemimpin tersebut. Seorang pemimpin tanpa pola cirri yang demikian lebih kecil
kemungkinannya akan mencoba mempengaruhi orang. Dan jika berusaha mempengaruhi
maka lebih kecil kemungkinan untuk berhasil. Kesuksesan mempengaruhi bawahan
dapat diwujudkan apabila pemimpin mempunyai akhlak dan sifat yang terpuji.
Dengan cirri dan sifat tersebut pemimpin akan dikagumi oleh
para pengikutnya. Pemimpin kharismatik menekankan tujuan-tujuan idiologis yang
menghubungkan misi kelompok kepada nilai-nilai, cita-cita, serta
aspirsi-aspirasi yang berakar dalam yang dirasakan bersama oleh para pengikut.
Selain itu kepemimpinan kharismatik juga didasarkan pada kekuataan luar biasa
yang dimiliki oleh seorang sebagai pribadi. Pengertian sangat teologis, karena
untuk mengidentifikasi daya tarik pribadi yang melekat pada diri seseorang ,
harus dengan menggunakan asumsi bahwa kemantapan dan kualitas kepribadian yang
dimilikiadalah merupakan anugerah tuhan. Karena posisinya yang demikian itulah
maka ia dapat dibedakan dari orang kebanyakan, juga karena keunggulan kepribadian
itu, ia dianggap (bahkan) diyakini memiliki kekuasan supra natural, manusia
serba istimewa atau sekurang-kurangnya istimewa dipandang masyarakat.
Tipe kepemimpinan karismatik dapat diartikan sebagai
kemampuan menggunakan keistimewaan atau kelebihan sifat kepribadian dalam
mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain, sehingga dalam
suasana batin mengagumi dan mengagungkan pemimpin bersedia berbuat sesuatu yang
dikehendaki oleh pemimpin. Pemimpin disini dipandang istimewa karena sifat-sifat
kepribadiannya yang mengagumkan dan berwibawa. Dalam kepribadian itu pemimpin
diterima dan dipercayai sebagai orang yang dihormati, disegani, dipatuhi dan
ditaati secara rela dan ikhlas. Kepemimpinan kharismatik menginginkan anggota
organisasi sebagai pengikutnya untuk mengadopsi pandangan pemimpin tanpa atau
dengan sedikit mungkin perubahan.
§ Karakteristik pemimpin yang
karismatik dijelaskan oleh Purwanto sebagai berikut:
1) Mempunyai daya penarik yang sangat besar, karena itu umumnya
mempunyai pengikut yang jumlahnya juga besar.
2) Pengikutnya tidak dapat menjelaskan, mengapa mereka tertarik
mengikuti dan menaati pemimpin itu.
3)
Seolah-olah mempunyai kekuatan gaib.
4) Karisma yang dimiliki tidak bergantung pada umur, kekayaan,
kesehatan, ataupun ketampanan si pemimpin.
§ Ciri-ciri gaya kepemimpin kharismatik sebagai berikut:
a) memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran
tujuan yang jelas.
b)
mengkomunikasikan visi itu secara
efektif.
c) mendemontrasikan konsistensi dan fokus
d) mengetahui kekuatan-kekuatan sendiri dan memanfaatkannya.
Gaya kepemimpinan karismatis dapat terlihat mirip dengan
kepemimpinan transformasional, di mana pemimpin menyuntikkan antusiasme tinggi
pada tim, dan sangat enerjik dalam mendorong untuk maju.Sementara itu, Nurkolis
mengungkapkan bahwa seorang pemimpin karismatik mempunyai tujuh karakteristik
kunci, yaitu percaya diri, memiliki visi, memiliki kemampuan untuk
mengartikulasikan visi, memiliki pendirian yang kuat terhadap visinya, memiliki
perilaku yang berbeda dari kebiasaan orang, merasa sebagai agen pembaru dan
sensitif terhadap lingkungan.
B. Gaya Kepemimpinan Otoraktis
§ Pengertian Gaya kepemimpinan
otoraktis
Gaya ini kadang-kadang dikatakan kepemimpinan terpusat pada
diri pemimpin atau gaya direktif. Gaya ini ditandai dengan sangat banyaknya
petunjuk yang datangnya dari pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali
tidak adanya peran serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Pemimpin secara sepihak menentukan peran serta apa, bagaimana, kapan, dan
bilamana berbagai tugas harus dikerjakan. Yang menonjol dalam gaya ini adalah
pemberian perintah.
Pemimpin otokratis adalah seseorang yang memerintah dan
menghendaki kepatuhan. Ia memerintah berdasarkan kemampuannya untuk memberikan
hadiah serta menjatuhkan hukuman. Gaya kepemimpinan otokratis adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan semata-mata
diputuskan oleh pimpinan.
§
Pengertian Kepemimpinan Otokratis
Menurut para Ahli:
1. Menurut Rivai (2003), kepemimpinan otokratis adalah
gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai
keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan
dalam organisasi.
2. Menurut Robbins dan
Coulter (2002) menyatakan gaya kepemimpinan otokratis
mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya
sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak,
dan meminimalisasi partisipasi karyawan.
3. Pada
dasarnya pengertian dari otokratis adalah berkuasa sendiri secara mutlak.
Kepemimpinan otokratis merupakan kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang
pemimpin dengan perilaku otoriter. Jadi, pemimpin otokratis beranggapan bahwa
segala aktifitas dalam organisasi akan lancar apabila segala sesuatu ada di
tangan pemimpin.
§ Ciri-ciri Gaya Kepemimpinan
otokratis adalah sebagai berikut:
- Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin
- Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin.
- Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin.
- Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan.
- Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat.
- Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran pertimbangan atau pendapat.
- Lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi dan kesetiaan sempurna dari bawahan tanpa syarat, dan cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.
§
Tipe Kepemimpinan Otokratik
- Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
- Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
- Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata
- Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
- Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
- Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)
- Mempraktekkan komunikasi satu arah (one way traffic of communication).
- Pengawasan kepada anak buah ketat.
- Saran, pertimbangan, pendapat dari bawahan tertutup sama sekali.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat
di tarik kesimpulan bahwa ada lima macam
gaya kepemimpinan yang masing masing gaya kepemimpinan mempunyai ciri ciri dan
karakteristik serta kekurangan dan kelemahan dalam memimpin suatu organisasi,
adapun macam macam gaya kepemimpinan tersebut adalah :
1. Gaya
Kepemimpinan Transaksional:
2.
Gaya
Kepemimpinan Transformasional
3.
Gaya
Kemimpinan Parsitipatif
4. Gaya
Kepemimpinan Karismatik
5. Gaya
Kepemimpinan Otoraktis
3.2 Saran
Dalam memimpin suatu organisasi
sebaiknya seorang pimpinan mampu menerapkan dan merealisasikannya gaya-gaya
kepemimpinan yang di anggap baik, yang mengarahkan dan memotivasi bawahannya agar rajin berkeja demi
kelangsungan organisasi sehingga mampu membawa perubahan yang positif dalam
menjalankan suatu organisasi agar organisasi tersebut dapat terorganisir dengan
efektif dan efisien.
0 komentar:
Posting Komentar