ANALISIS POSITIONING dan PERSEPSI KONSUMEN
TERHADAP EKSISTENSI MEREK CUSSONS BABY
( Studi Kasus
di Wilayah Kekalik)
Oleh
Lina
Isnaini
Nim:
A1B013085
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
NEGERI MATARAM
MATARAM
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta hidayatnya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Tugas akhir pada mata kulyah Manajemen
Pemasaran Lanjut yang berjudul “ANALISIS
POSITIONING dan PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP EKSISTENSI MEREK CUSSONS BABY (
Study Kasus di Wilayah Kekalek)”. Tentu saja usaha dalam menyelesaikan tugas ini penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam meyempurnakan
tulisan ini serta sebagai pengalaman dan pengetahuan yang sangat berarti pada masa yang akan datang
Pada kesempatan ini saya akan
menyampaikan ribuan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada :
1. Allah SWT
atas kemudahan dalam pembuatan tulisan ini.
2. Drs.
Rahman Dayani , M.Si
3. Kepada
keluarga yang terlah memberikan dukungan baik moril,
maupun materil.
4.Kepada
Narasumber yang kami berikan quisoner
Mataram, Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar
Belakang 1
1.2 Rumusan
Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA 3
2.1 Konsep
Produk 3
2.2 Konsep Merek 3
2.3 Persepsi 4
2.4 Positioning 4
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3. 1 Jenis Penelitian 6
3. 2 Metode Pengumpulan Data 6
3. 3 Populasi dan Sampel 6
3.
3. 1 Populasi 6
3.
3. 2 Sampel 6
BAB IV PEMBAHASAN
4.1.
Atribut Yang Di gunakan 7
4.2. Persepsi 7
4.3. Keunggulan Merek Cussons Baby dari yang
lainnya 7
4.4 Pengaruh Positioning Dan Persepsi 7
4.5
Strategi Pemasaran 8
BAB V
PENUTUP...................................................................................................................
5.1 Kesimpulan
.............................................................................................................9
5.2 Saran ..9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perang
pemasaran adalah perang untuk memperebutkan apa yang ada di dalam benak
konsumen (Kasali, 2001). Atau segala cara yang dilakukan untuk membuat produk
dan merek terlihat unik dalam benak konsumen (Kotler, 2007). Segala hal yang
dilakukan untuk membuat konsumen menempatkan suatu merek di benak konsumen
disebut positioning. Soehardi
mengatakan bahwa merek yang sukses harus mampu mendominasi benak konsumen dan
pasar (Kodrat, 2006). Loyalitas konsumen dapat dihasilkan bagi sebagian besar
industry apabila ada 2 kondisi, yaitu : dominasi pikiran pelanggan dan dominasi
pasar (Marketing,November 2005).
Stephen
King menyatakan bahwa produk dihasilkan pabrik sementara merek adalah sesuatu
yang dicari pembeli. Produk sangat mudah ditiru, sementara merek selalu memiliki
keunikan dan nilai tambah. Produk sulit bertahan lama, sementara merek yang
sukses akan bertahan sepanjang jaman (SWA 27 Juli – 9 Agustus 2006). Dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan, selain mengembangkan produk, perusahaan
juga harus memperkuat merek agar produk tetap bertahan. Merek merupakan janji
yang harus dipenuhi produsen terhadap konsumen atas produk yang dihasilkan
produsen (Kodrat, 2006).
Merek
Cussons Baby merupakan produk untuk menyiapkan segala perlengkapan bayi seperti
sabun mandi untuk bayi, sampo, minyak telon, tisu basah, baby oil, bedak dan
lain sebagainya. Produk ini di produksi oleh PT PZ Cussons Baby. Ada beberapa
jenis merek sabun bayi yang di kenal di masyarakat seperti Jonshon, Switzal, My
Baby, Mitu Baby, dan lain sebagainya. Namun disini yang lebih banyak di gunakan
atau di kenal oleh masyarakat khusunya di wilayah kekalek adalah merek Cussons Baby. Produk ini mudah di
temukan di mana mana, baik di pedangang kecil ataupun super market.
Melalui
penelitian ini penulis ingin menggali informasi tentang positioning dan persepi
konsumen terhadap merek Cussons Baby sehingga menyebabkan tetap eksisnya
produk dengan merek Cussons Baby yang
sudah lama tidak hilang walaupun banyak pesaing yang ada.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas penulis merumuskan beberapa masalah yang akan di teliti sebagai berikut :
- Atribut-atribut apa yang memepengaruhi positioning merek Cussons Baby di mata masyarakat ?
- Apa persepi masyarakat ketika di sebutkan merek Cussons Baby ?
- Apa yang menjadi keunggulan dari merek Cussons Baby dari pesainggnya ?
- Bagaimana pengaruh positioning dan persepsi konsumen terhadap eksistensi merek Cussons Baby ?
- Strategi apa yang dapat diterapkan untuk memperkuat positioning dan persepsi merek Cussons Baby ?
1.3
Tujuan
- Untuk mengetahui atribut-atribut apa yang di gunakan untuk mempengaruhi positioning pada Cussons Baby .
- Untuk mengetahui persepi masyarakat ketika di sebutkan merek Cussons Baby.
- Untuk mengetahui keunggalan yang di milki Cussons Baby terhadap pesaingnnya.
- Untuk mengetahu pengaruh positioning dan persepi konsumen terhadap eksistensi dari produk Cussons Baby.
- Untuk mengetahui strategi apa yang di gunakan untuk memperkuat positioning persepsi konsumen terhadap merek Cussons Baby.
1.4
Manfaat
1
Bagi
Peneliti/ Akedemi
·
Membentuk dan melatih
keberanian agar terbiasa terjun ke lapangan
·
Memperluas wawasan
penulis terhadap fenomena marketing khusunya pada positioning dan persepsi
produk.
·
Memberikan
informasi tentang penyebab eksistensi merek Cussons Baby.
2. Bagi perusahaan
·
Sebagai sumbangan
informasi untuk menyusun strategi pemasaran. Khususnya menetapkan positioning
dan persepsi di konsumen.
3. Bagi Pihak Lain
·
Di harapkan hasil
penelitian ini dapat menambah wawasan dan infromasi serta pengetahuan bagi
pihak-pihak yang tertarik pada bidang ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Produk
McCarty
(Simamora, 2001) memberikan definisi mengenai produk, yaitu suatu tawaran dari
sebuah perusahaan yang memuaskan atau memenuhi kebutuhan. Produk dapat
berbentuk fisik dan kasat mata (tangible),
serta dapat berbentuk sesuatu yang tidak kelihatan (intangible). Produk juga merupakan penjabaran persepsi konsumen
melalui hasil produksinya (Tjiptono, 1997). Dalam merencanakan penawaran atau
produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk (Tjiptono, 1997), yaitu :
- Produk utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
- Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).
- Produk harapan (expexcted product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
- Produk pelengkap (augmented product), yakni berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.
- Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.
Kotler
menyebutkan bahwa setiap produk memiliki hierarki yang terdiri dari tujuh tingkatan
(Tjiptono, 1997), yaitu:
- Need family, yaitu kebutuhan inti, dasar yang membentuk product family
- Product family, yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebutuhan inti/dasar dengan tingkat efektivitas yang memadai
2.2
Konsep Merek
American
Marketing Association yang dikutip dari Kotler (2007) mendefinisikan merek
sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi semuanya,
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau
sekelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa
pesaing. Kartajaya (Simamora, 2001) mengatakan bahwa merek lebih penting dari
produk itu sendiri dan pada saat orang membeli produk, orang cenderung membeli
mereknya.
Menurut
Durianto, dkk (2004) merek lebih dari sekedar jaminan kualitas kerena di
dalamnya tercakup enam pengertian sebagai berikut :
- Atribut. Suatu merek dapat mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.
- Manfaat. Meskipun suatu merek membawa sejumlah atribut, konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut.
- Nilai. Suatu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsennya.
- Budaya. Suatu merek melambangkan budaya tertentu.
- Kepribadian. Suatu merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu.
- Pemakai. Suatu merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan suatu produk.
2.3 Persepsi
Menurut
Hawkins (2007), proses informasi merupakan serangkaian aktivitas di mana
stimulus atau rangsangan diterima oleh konsumen, kemudian diubah menjadi
informasi dan setelah itu disimpan dalam memori konsumen. Sebuah proses
informasi yang bermanfaat memiliki 4 tahap utama, yaitu :
- Persepsi dimulai dengan exposure. Exposure terjadi ketika stimulus sampai dalam jarak syaraf penerima panca indera konsumen. Konsumen ditunjukkan hanya pada sebuah bagian kecil dari stimulus yang tersedia, dan ini biasanya hasil dari seleksi pribadi.
- Attention terjadi ketika stimulus mengaktifkan satu syaraf penerima atau lebih dan menghasilkan suatu sensasi yang kemudian bergerak ke otak untuk diproses lebih lanjut. Konsumen secara selektif mengikuti stimulus sebagai faktor stimulus, factor individu, dan faktor situsional. Faktor stimulus merupakan karakteristik fisik dari stimulus itu sendiri, seperti ukuran, warna, bentuk, jumlah informasi, dll. Faktor individu adalah karakteristik dari individu, seperti motivasi, dan kemampuan. Faktor situasional termasuk stimulus dalam lingkungan yang lain dari stimulus fokus dan karakteristik sementara dari individu yang dipaksa dari lingkungan.
- Interpretation adalah penugasan makna ke stimulus yang telah diikuti. Interpretation cenderung relatif daripada absolut. Interpretation sebagian besar adalah sebuah fungsi dari sifat, pembelajaran, dan pengharapan individu yang dipicu oleh stimulus dan dipengaruhi oleh situasi.
- Memory merupakan penggunaan jangka pendek dari makna untuk pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cepat atau daya ingat jangka panjang dari makna. Dari memory akan mempengaruhi keputusan konsumsi dan pembelian.
Lynch
dan Scrull mengatakan manusia menyimpan informasi dalam bentuk jaringan semantik yang terdiri dari berbagai memory
nodes (pusat-pusat informasi) (Kasali, 2001). Hutchinson dan Moore (Kasali,
2001) menemukan bahwa terdapat lima jenis informasi yang dapat disimpan dalam memory node, yaitu :
1.
Nama merek-merek tertentu
2.
Karakteristik merek tersebut ( dinyatakan dalam bentuk atribut)
3.
Iklan-iklan mengenai merek itu
4.
Kategori produk
5.
Hasil evaluasi konsumen terhadap merek tertentu beserta iklan-iklannya.
2.4 Positioning
Positioning adalah strategi komunikasi untuk
memasuki jendela otak konsumen, agar produk atau merek tersebut mengandung arti
tertentu yang mencerminkan keunggulan produk atau merek dalam bentuk hubungan
asosiatif (Kasali, 2001).
Tjiptono
(1997) menyebutkan ada tujuh pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan positioning, yaitu :
1. Positioning berdasarkan
atribut, ciri-ciri atau manfaat bagi pelanggan (attribute positioning), yaitu dengan jalan mengasosiasikan suatu
produk dengan atribut tertentu,
karakteristik khusus, atau dengan manfaat bagi pelanggan. Pemilihan atribut yang akan dijadikan basis positioning harus dilandaskan pada 6
kriteria berikut :
a.
Derajat
kepentingan (importance),
artinya atribut tersebut sangat bernilai di mata sebagian besar para pelanggan.
b.
Keunikan
(distinctiveness), artinya
atribut tersebut tidak ditawarkan perusahaan lain. Bisa pula atribut itu
dikemas secara lebih jelas oleh perusahaan dibandingkan pesaingnya.
c.
Superioritas
artinya atribut tersebut lebih unggul daripada cara-cara lain untuk mendapatkan
manfaat yang sama.
d.
Dapat
dikomunikasikan (communicability),
artinya atribut tersebut dapat dikomunikasikan secara sederhana dan jelas,
sehingga pelanggan dapat memahaminya
e.
Preemptive, artinya atribut tersebut tidak mudah
ditiru oleh para pesaing.
f.
Terjangkau
(affordability), artinya
pelanggan sasaran akan mampu dan bersedia membayar perbedaan/keunikan atribut
tersebut. Setiap tambahan biaya atas karakteristik khusus dipandang sepadan
nilai tambahnya.
g.
Kemampulabaan
(profitability), artinya
perusahaan bisa memperoleh tambahan laba dengan menonjulkan perbedaan tersebut.
2.
Positioning berdasarkan harga dan kualitas (price and quality positioning), yaitu
positioning yang berusaha
menciptakan kesan/citra berkualitas tinggi lewat harga tinggi atau sebaliknya
menekankan harga murah sebagai indikator nilai.
3.
Positioning yang dilandasi aspek penggunaan atau
aplikasi (use/application positioning)
4.
Positioning berdasarkan pemakai produk (user positioning), yaitu mengaitkan
produk dengan kepribadian atau tipe pemakai.
5.
Positioning berdasarkan kelas produk tertentu (product class positioning)
6.
Positioning berkenaan dengan pesaing (competitor positioning), yaitu
dikaitkan dengan posisi persaingan terhadap pesaing utama.
7.
Positioning berdasarkan manfaat (benefit positioning)
Dalam
positioning ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu (Kasali,2003) :
- Positioning adalah strategi komunikasi yang dilakukan untuk menjembatani merek atau produk pada calon konsumen.
- Positioning bersifat dinamis yang mengacu pada kondisi persaingan di pasar. Bila pemimpin pasar jatuh dan pendatang baru berhasil menguasai tempat tertentu, maka positioning produk juga berubah.
- Positioning berhubungan dengan event marketing karena berhubungan dengan citra di benak konsumen.
- Positioning berhubungan dengan atribut produk sehingga konsumen tidak membeli produk, tetapi mengkombinasikan atribut suatu produk. Atribut itulah yang ditonjolkan produsen dalam positioning.
- Positioning harus memberi arti dan arti itu harus dianggap penting. Jadi dalam positioning harus mencari atribut-atribut apa yang dianggap penting dan
mengkombinasikan menjadi berarti.
- Atribut-atribut yang dipilih harus unik sehingga dapat dibedakan dengan pesaing.
- Positioning harus diungkapkan dalam suatu pernyataan (positioning statement).
Aaker
dan Shansby (2001) menetapkan ada 6 langkah dalam menggunakan strategi positioning, yaitu :
1.
Menentukan siapa saja pesaing produk tersebut
2.
Mencari bagaimana pesaing dirasakan dan dinilai oleh pembeli
3.
Mencari seperti apa posisi pesaing
4.
Melakukan analisis pada pelanggan
5.
Memilih posisi yang diinginkan oleh produk tersebut
6.
Memonitor perkembangan posisi produk tersebut setiap waktu.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian
yang di ambul oleh penulis adalah jenis penelitian deskripif kualitatif yaitu
merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif.
3.2
Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Data Primer
Data
primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber. Data ini
diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Dalam penelitian
ini juga langkah dalam mendapatkan data selain menyebarkan kuisoner juga
menggunakan wawancara kepada narasumber langsung dan membimbing langkah-langkah
menjawab kuisoner yang telah di sebarkan.
3.3.2 Data Sekunder
Data
sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui pihak lain,
atau yang telah disusun dalam arsip yang dipublikasikan atau tidak. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari internet.
3.4 Metode
Pengumpulan Data
3.4.1 Kuesioner
Kuesioner adalah
daftar pertanyaan tertulis yang dirumuskan sebelumnya sebelum dijawab oleh
responden.
3.5 Populasi dan
Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2008). Populasi dalam penelitian ini adalah masayarakat yang mempunyai balita umur 0-6 tahun dengan
menggunakan pelengkapan bayi Merek Cussons Baby di wilayah kekalek. Jumlah
keluarga yang terdaftar dan mempunyai anak dari 0-5 tahun di wilayah Kekalik
Jaya berdasarkan data tahun 2015 yang mengikuti posyandu rutin sebanyak 100
keluarga.
3.5.2
Sempel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008).
- Teknik pengambilan sampel di sini ada adalah dengan sempel acak yaitu menemui ibu ibu yang memepunyai anak dari 0-5 tahun di Posyandu dan berkeliling di sekitar wilayah kekalek jaya. Teknik pengambilan sempel random pun yaitu dengan teknik dengan rumus: =10%x Jumalah Populasi= 10%x 100= 10
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari penyebaran kuisoner dan wawancara langsung di beberapa narasuber
menjawab bahwa produk bayi merek Cussons
Baby di lihat dari :
4.1 Atribut Yang Di
gunakan
1. .Kualitas Produk
Kulaitas produk yang
ada pada merek Cussons Baby bagus hal ini di buktikan dari jawaban narasumber
yang mengatakan kualitasnya bagus. Manfaat yang terkadung dalam merek Cussosn
Baby seperti aman untuk Baby. Dan banyak dari narasumber tidak pernah
mengeluhkan produk merek Cussons Baby. Bahkan orang dewasapun banyak yang
menggunkan Cussons Baby untuk perawatan.
2. Fitur Produk
Fitur-fitur yang terdapat dalam perlengkapan bayi
merek Cussons Baby mampu bersaing dengan
baik di benak konsumen karena banyak varisi mulai dari sabun,sampo, minyak
telon dan masih banyak yang lainnya.
3. Kemasan
Jika di lihat dari jawaban narasumber mengatakan
bahwa tampilan tampilan dari kemasan Cussons Baby memang bagus sehingga dapat
menjadi unsur yang menarik minat
konsumen untuk membeli.
- Positioning
Hal di atas bisa kita jadikan acuan bahwa yang
menjadi positioning dari produk bayi merek Cussons Baby adalah karena
kelengkapan produk yang di miliki sehingga membuat konsumen selalu teringat dan
menjadi memory yang tak akan terlupakan.
4.2 Persepsi
Persepsi masyarakat
jika di sebutkan merek Cussons Baby adalah merek yang mempunyai alat-alat untuk
perlengkapan bayi, dan merupakan merek yang selalu di gunakan oleh masayarakat
dan harganya yang terjangkau bisa di sesuaikan oleh kapasitas finansial
konsumen sehingga menimbulakan persepsi masyarakat yangt bagus pada produk
merek Cussons baby. Bukan hanya hal itu karena Cussons baby merupakan merek
yang sudah lama sehingga banyak masyarakat menggunakan Cussons Baby. Menurut
jawaban dari responden pula hal yang dapat mempengaruhi dalam keputusan membeli
karena budaya dan sejarah yaitu secara turun temurun masyarakat menggunakan
Cussons Baby dari anak pertama sampai anak terakhir.
4.3 Keunggulan Merek
Cussons Baby dari yang lainnya
Jika di lihat dari
marketing mix yang di terapkan oleh perusahaan yang memproduksi merek Cussons
Baby yang paling menonjol di sini adalah PLACE yaitu merek Cussons Baby mudah
di dapat di mana-mana, mulai dari warung-warung kecil yang ada di desa maupun
di kota, sampai pada supermarket besar, jika di lihat secara sepintas di setiap
dusun atau gubuk ada yang menjual Cussons baby. Walaupun juga harga yang di
terapkan pada merek Cussons Baby dapat di jangkau oleh semua kalangan. Jadi hal
ini yang menyebabkan unggulnya produk Cussons Baby adalah distibusi yang di lakukan
oleh perusahaan menyebar di mana mana sehingga akses untuk mendapatkannya mudah.
4.4 Pengaruh Positioning Dan
Persepsi
Di
atas telah di sebutkan bahwa positioning dari Merek Cusons Baby adalah
kelengkapan produknya yang dapat memenuhi kebutuhan untuk bayi di mulai dari
sampo sampai cutton buds. Sehingga hal ini sangat dan jelas berpengaruh
terhadap eksistensi dari produk bayi merek Cussons Baby sampai sekarang,
konsumen lebih banyak memilih merek Cussons Baby dan loyalitas konsumen sangat
bagus sehingga enggan untuk membeli merek-merek yang lainnya. Persepsi
masyarakat yang di timbulkan oleh pembelian konsumen secara turun temurun
menyebabkan pula eksistensi merek Cussons Baby.
4.5 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran
yang di gunakan di lihat dari Markering Mix.
Ø Produk : Produk yang di gunakan adalah produk yang mempunyai kulaitas
yang bagus dan selalu menciptakan inovasi- baru.
Ø Price : Di atas telah di
jelaskan harga yang tetapkan dapat terjangkau.
Ø Place : Akses dalam memperoleh
produk Merek Cussons Baby Mudah di dapatkan di mana-mana
Ø Promotion: Promosi yang di gunakan oleh perusahaan Cussons adalah
promosi di media TV.
Strategi
Pemasaran di lihat dari STPB
Segment yang di bidik
oleh perusahaan Cussons adalah tergolong ibu-ibu yang mempunyai bayi dan
balita. Tagertnya adalah ibu-ibu,
positing yang di gu7nakn oleh meyediakan variasi pilihan dan kelengkapan
produk sehingga memuaskan konsumen. Imej
masyarakat yang menggunkan merek Cussons Baby yang selalu secara turun temurun
dan merupakan produk yang sudah lama sehingga menimbulkan Brand yang bagus yang
di imbangi dengan kualitas yang memadai sesuai dengan harga, kemasan dan yang
lainya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan
di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa persepsi masyarakat yang mengatakan
selain produk bayi merupakan produk bayi yang selalu di ingat dan banyak di
gunakan di masyakat secara turun temurun dan memiliki kulaitas yang memadai dan
kemudahan dalam mendapatkan produknya. Positoning produknya yaitu kelengkapan
yang di sediakan sehingga konsumen tidak
mudah untuk mencari merek-merek yang lain untuk memenuhi kebutuhan dan
meimbulkan loyalitas konsumen. Hal inilah yang menyebabkan eksistensi Cussons
Baby walaupun sudah lama dan banyak produk pesaing di pasaran namun imej dan
positioning Cussosn Baby tidak dapat merubah loylitas konsumen yang sudah ada.
5.2 Saran
- Bagi Perusahaan
Terus untuk
melakukan inovasi memunculkan produk yang baru guna memenuhi kebutuhan
konsumen.
- Bagi Konsumen atau Masyarakat
Berhati-hati
memilih produk yang aman untuk bayi merekan dan lebih selektif lagi memilih.
- Bagi Peneliti
Melakukan
penelitian yang lebih mendalam untuk melakukan penelitian untuk menggali
informasi yang lebih banyak.
DAFTAR
PUSTAKA
Koltler Philip. Manajemen Pemasaran, Jakarta : PT Prenhalindo, 2002.
|
0 komentar:
Posting Komentar